I.
ANALISIS
KASUS
Bapak X datang ke apotek anda untuk
membeli obat gatal karena mengeluhkan rasa gatal hanya dibeberapa bagian
tubuhnya. Dari wawancara riwayat pengobatan diketahui beliau memang tidak
mempunyai alergi terhadap makanan, debu, cuaca, ataupun obat. Beliau didiagnosa
terkena TBC dan sekarang ini masih menjalani pengobatan pada fase lanjutan.
Pasien juga menunjukkan adanya warna kuning pada kulit dan sklera mata. Pasien
ternyata dulu sempat terkena infeksi hepatitis A. Rancanglah nilai data-data
lab sesuai literatur anda disertai rentang normalnya yang mendukung kasus di
atas (menunjukkan gangguan hati ringan dan selesaikanlah kasus di atas dengan
metode SOAP) !
II.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, digunakan model
dokumentasi SOAP (Subjective, Objective, Assessment dan Plan). Berikut adalah
data yang dapat disampaikan :
Subjective
Ø Gatal-gatal di beberapa bagian tubuh
Ø Kulit pasien berwarna kuning
Ø Sklera mata pasien berwarna kuning
Objektif
-
Pasien
mengidap infeksi Hepatitis A satu bulan yang lalu
-
Pasien
menjalani pengobatan TBC fase lanjutan
-
Obat yang
digunakan dalam pengobatan fase lanjutan
§ Isoniazid
§ Rifampisin
§ Piridoksin
-
Hasil data
lab
TES LABORATORIUM
|
RENTANG NILAI
|
Bilirubin ( total )
|
25 mmol/L
|
Bilirubin ( direct )
|
6 mmol/L
|
AST / SGOT
|
40 U/L
|
ALT / SGPT
|
50 U/L
|
ALP
|
110 unit/L
|
GGT
|
70 UI/L
|
Albumin
|
60 g/L
|
PT
|
20 detik
|
Internasional Normalised Ratio (INR)
|
2,0
|
Assessement
-
Obat – obat
anti Tuberculosis dapat memicu terjadinya hepatitis
§ Rifampisin à
induksi enzim hati
§ Isoniazid à inhibisi enzim yang ada di hati
-
Isoniazid
dapat menyebabkan defisiensi piridoksin
-
Ikterus
yang terjadi karena kadar bilirubin dalam tubuh meningkat
Bapak X merupakan pasien
penderita TBC yang mengalami fase lanjutan dan mengalami gangguan fungsi hati.
Hal ini bisa dilihat dari data laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan
fungsi hati dengan acuan kadar normal sebagai berikut :
-
SGOT :0-35 U/L
-
SGPT : 0-35 U/L
-
GGT : 5-45 UI/L
-
Billirubin
direct : 1,7 – 5,1 mmol/L
Dari acuan tersebut maka tuan X mengalami gangguan fungsi hati
sedangkan tuan X sendiri menderita penyakit TBC fase lanjutan. Untuk
gatal-gatal dan warna kuning disini dapat dimungkinkan karena peningkatan
bilirubin dan efek dari gangguan fungsi hati.
Planning
Pasien datang ke apotek dengan
keluhan gatal-gatal pada beberapa bagian tubuhnya.Dari hasil wawancara
diketahui pasien tidak mempunyai alergi terhadap makana,debu,cuaca,maupun obat
akan tatapi pasien saat ini sedang dalam pengobatan penyakit TBC fase lanjutan
.Dalam pengobatan TBC fase lanjutan obat-obatan yang sering diberikan biasanya
adalah obat INH dan Rifampisin.Obat-obat tersebut memiliki efek samping dapat
menyebabkan gatal-gatal pada kulit sehingga mungkin saja gatal –gatal yang
dirasakan pasien merupakan efek samping dari pemakaian obat-obat tersebut. Dengan demikian untuk
planning penyelesaiannya,pasien diberikan obat gatal (caladin lotion) terlebih
dahulu untuk memestikan apakah penyebab gatalnya itu benar akibat dari
pemakaian obat-obat TBC atau bukan.Semisal gatal-gatal pasien telah hilang atau sembuh setelah
pemakaian obat caladine lotion tersebut
berarti pemakaian obat TBC tetap dilanjutkan,tetapi
apabila gatalnya tetap ada atau mungkin malah tambah parah maka sebaiknya
pemakaian obat TBC tersebut dihentikan sementara.
Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat penyakit hepatitis A
dimana ketika datang ke apotek kondisi pasien juga sedang kurang normal yaitu
sklera mata dan kulit pasien berwarna agak kekuning- kuningan mirip seperti
jaundice,gejala penyakit hepatitis.Mungkin saja penyakit hepatitis A pasien
kambuh lagi akibat terpacu oleh obat-obat TBC yang dikonsumsi pasien.Sehingga
untuk mengantisipasi kondisi pasien
menjadi lebih buruk lagi lebih baik konsumsi obat-obat TBC dihentikan
sementara lalu focus terhadap pengobatan hepatitis pasien baik secara
farmakologis yaitu dengan pemberian obat-obatan tertentu maupun secara non
farmakologis misalnya dengan minum seduhan temulawak setiap hari yang mampu
berfungsi sebagai hepatoprotector.Baru setelah penyakit hepatitis pasien sembuh
dan fungsi hepar pasien kembali normal,pengobatan TBC pasien dilanjutkan
kembali.
Evaluasi
obat terpilih
·
INH (Isoniazidum)
Mekanisme Kerja : menghambat sintesis asam mikrolat,
komponen essesnsial dari dinding sel Mycobacteria.
Penetrasi hampir semua cairan tubuh dan terakumulasi dalam lesi. Dapat menembus
intraselluler penyebab infeksi
Indikasi : anti tuberkulosis
Efek samping : neuritis perifer karena defisiensi
pyridoxine, metabolit bersifat hepatotoksik, efek toksik terhadap saraf pusat,
anorexia, nausea, sakit kepala, ataksia, tinnitus, konstipasi, hepatotoksik
nekrosis.
Dosis : 3-4 x 1tablet sehari
atau menurut petunjuk dokter.
Harga : botol 100 kaplet Rp
61.800,-
·
Rifampisin
Mekanisme Kerja : bekerja dengan menghambat sintesis DNA
dan RNA, potensial menginduksi enzim sitokrom P-450
Indikasi : terapi tubekulosis dan
lepra
Efek samping : irtasi saluran pencernaan,
gangguan hati, reaksi hipersensitif terhadap rifampicin, mengalami warna merah
pada urin,dahak, air mata, tinja dan warna merah menetap pada lensa mata, acute
renal failure.
Dosis : dewasa dan anak 600mg
sehari; anak kurang dari 50kg 400mg sehari; untuk penderita dengan gangguan
fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8mg/kgBB
Harga : dus 50
kaplet 450mg Rp 170.500
·
Etambutano
Indikasi
: Antituberkulosa. Penggunaan bukan sebagai obat
tunggal, tetapi dikombinasi dengan paling sedikit satu macam obat
antituberkulosa. Misalnya Rifampisin dan INH.
Dosisi : Dewasa
: Terapi harian 15-25
mg/kg
·
Piridoksin HCl
Mekanisme kerja : merupakan co-enzim yang berperan
penting dalam metabolisme berbagai asam amino diantaranya dekarboksilasi,
transminasi dan rasemisasi triptofan, asam-asam amino yang bersulfur dan asam
amino hidroksida.
Indikasi : defisiensi vit B6, untuk
mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat misalnya isoniazid,
hidralazin yang bekerja sebagai antagonis piridoksin dan atau meningkatkan
ekskresinya melalui urine.
Efek samping : menyebabkan neuropatik sensorik
dalam dosis antara 500mg-2g/hari untuk jangka panjang.
Dosis : kebutuhan manusia
akan piridoksin berhubungan dengan konsumsi protein yaitu kira-kira 2mg/100mg
protein.
Harga : Rp 100/tablet
·
Caladin lotion
Mekanisme kerja
:
Indikasi : rasa
gatal pada kulit akibat biang keringat, udara panas, dan gigitan serangga.
Dosis : oleskan
pada bagian yang gatal 2x sehari
Harga : 60 ml
lotion Rp 4.950.
Monitoring
Tujuan
monitoring pada terapi pengobatan ialah untuk memaksimalkan efek terapi serta
meminimalkan DRPs. Tahapan proses pemantauan terapi ini dapat dengan
menggunakan parameter monitoring yang spesifik terhadap pasien, obat dan efek
sampingnya.Yang perlu dimonitoring adalah karena Tn X ini adalah :
1. Tuberkulosis
(TBC)
·
Amnanesis dan
pemeriksaan fisik
·
Pemeriksaan darah, bila
penyakit mulai sembuh jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit tetap
tinggi. Laju endap darah mulai turun kearah normal kembali.
·
Pemeriksaan radiologi
untuk mencari adanya lesi tubercolosis
·
Deteksi grouth index
berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak oleh Mycobacterium Tubercolosis
·
MYCODOT (deteksi
antibodi)
·
Frekuensi batuk
Monitoring penggunaan INH dan rifampisin karena obat-obat TBC
dimetabolisme dalam hati sehingga dapat memicu terjadinya kerusakan hati.
·
Monitoring
aktivitas aspartat-aminotransferase serum setiap satu bulan dan bila
aktivitasnya melebihi 5 kali normal maka pemberian INH diusulkan untuk
dihentikan.
·
Monitoring adanya
kombinasi obat TBC yang sering digunakan ini tidak lain karena selain bertujuan
untuk meningkatkan efek potensiasi, mencegah resistensi dan juga untuk
memperingan efek samping obat misalnya saja dengan adanya kombinasi antara
isoniazid yang mempunyai efek samping peradangan sel syaraf (neuritis) dapat
diatasi dengan vitamin B6 yang khasiatnya sebagai antineuritis.
·
Monitoring
rasa gatal untuk mengetahui apakah rasa gatal yang dialami disebabkan karena
efek samping dari rifampisin ataukah dikarenakan adanya gangguan fungsi hati.
Apabila rasa gatal tersebut disebabkan oleh penggunaan rifampisin sebaiknya
mengganti obat yang sesuai tetapi harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
dokter.
·
Karena Tn X ini sedang
menjalani pengobatan TBC yang bersifat hepatotoksik sehingga perlu diperhatikan
pengaruh obat yang diminum terhadap fungsi hatinya oleh sebab itu pemberian
hepatoprotektor sangat membantu untuk meminimalisir seperti terapi non farmakologi
yaitu pemberian seduhan temulawak yang mengandung kurkumin atau terapi
farmakologi yaitu tablet curcuma contohnya Verona.
2. Gangguan
Hati
·
Pemantauan fungsi hati
meliputi tes laboratorium
-
Alanine aminotransferase
- Bilirubin
direct
-
Bilirubin total
- Aspartate
aminotransferase
- Gamma
glutamyl transferase
- Alkaline
phosphatase
- Serum
albumin
- Prothombin
time
- Albumin
·
Pemantauan terhadap
pengobatan yang sedang digunakan pasien, apakah obat tersebut bersifat
hepatotoksik atau tidak
·
Pemantauan warna kulit
dan sklera mata
Semua pengobatan dapat berhasil apabila
diikuti dengan perubahan pola
gaya hidup sehat yaitu selalu menjaga kebersihan badan bila alergi yang
ditimbulkan yaitu seperti gatal-gatal di kulit, apabila pasien mengkonsumsi
alcohol harus mengurangi atau bahkan dihentikan. Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani
proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan
bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita
secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki
daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Oleh karenanya diharapkan pasien memiliki kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
yang diberikan, hal ini tentu saja memerlukan perhatian dari keluarganya
sendiri yang setiap saat dapat memantau perkembangan terapi pada pasien. Selain
itu aturan pakai obat yang diberikan juga harus jelas supaya pasien patuh minum
obat. Selama proses
pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan
pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray
atau rontgen setiap 3 bulannya.
Komunikasi Informasi Edukasi
Komunikasi, informasi serta edukasi
yang perlu diberikan kepada pasien di antaranya mengenai cara pemakaian obat
yang benar agar obat yang digunakan tersebut dapat berkhasiat secara optimal
karena dapat diabsorbsi secara maksimal dan mengenai aturan pakai. Untuk
vitamin B6 yang digunakan sebagai
antidotum, diminum 3 x sehari 50 mg; untuk INH
diminum 1 x sehari 1 tablet 100 mg; untuk Rifampisin
diminum 1 x sehari 1 kapsul 300 mg. Untuk Caladin lotion digunakan secukupnya
dan seperlunya dengan cara dioleskan pada bagian yang gatal.
Diusahakan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium secara berkala, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, dan
menghindari makanan berlemak. (American
Guide Line Therapy for TB). Pasien juga diharapkan untuk menghentikan atau
mengurangi rokok jika pasien merokok, menutup dengan sapu tangan ketika pasien
batuk atau bersin. Selalu memperhatikan efek baru yang muncul dan
mengkonsultasikannya pada dokter.
Kepatuhan pasien juga harus diperhatikan
dengan melakukan PMO (Pengawasan Menelan Obat). Seorang PMO bertugas mengawasi
pengobatan dari awal hingga selesai agar outcome terapi dapat tercapai,
biasanya yang menjadi PMO adalah keluarga
(Depkes RI, 2002).
I.
KESIMPULAN
Ø Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Ø Pengobatan
TBC diberikan dalam 2
tahap, yaitu :
Tahap
awal (intensif) , Pada
tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Tahap
Lanjutan Pada
tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama serta Tahap
lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan.
Ø Pada
kasus ini pasien menderita TBC fase lanjutan, maka terapi obat yang diberikan
adalah Isoniazid, Rifampisin, Piridoksin.
Ø Bapak X merupakan pasien
penderita TBC yang mengalami fase lanjutan dan mengalami gangguan fungsi hati.
Hal ini bisa dilihat dari data laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan
fungsi hati dengan acuan kadar normal sebagai berikut :
Ø SGOT :0-35 U/L
Ø SGPT : 0-35 U/L
Ø GGT : 5-45 UI/L
Ø Billirubin direct :
1,7 – 5,1 mmol/L
Ø Untuk gatal-gatal yang diderita pasien,diberikan terapi
caladin lotion. Karena gatal yang dirasakan pasien hanya bersifat lokal dan
timbulnyapun hanya kadang-kadang, sehingga dipilih terapi lotion.
Ø Karena
Tn X ini sedang menjalani pengobatan TBC yang bersifat hepatotoksik sehingga
perlu diperhatikan pengaruh obat yang diminum terhadap fungsi hatinya oleh
sebab itu pemberian hepatoprotektor sangat membantu untuk meminimalisir seperti
terapi non farmakologi yaitu pemberian seduhan temulawak yang mengandung
kurkumin atau terapi farmakologi yaitu tablet curcuma contohnya Verona.
Online casino - xn--o80b910a26eepc81il5g.online
BalasHapusOnline casino - xn--o80b910a26eepc81il5g.online - Free casino online casino free jeetwin slots 카지노사이트 machine games free slot machines 카지노 free spins machine games