I.
DESKRIPSI
KASUS
Anda sebagai lulusan UNS dituntut dapat
mengembangkan apotek. Anda menerapkan perlunya membuat lembar riwayat
pengobatan pasien.
X seorang mahasiswi semester IV sebuah PTN, umur 20
tahun, tinggi 160 cm dan BB 45 kg datng ke apotek Anda pagi ini. X ingin
membeli obat untuk perut kembung, terasa banyak gas, dan obat flu yang tidah
menyebabkan kantuk. X mengeluhkan minggu ini sering begadang untuk membuat
laporan dan belajar ujian. X memang sering belajar di malam hari karena suasana
kos mendukung walaupun menjadi kurang istirahat. X kurang akrab dengan
teman-teman di lingkungan kosnya. X juga sedang banyak pikiran dan galau, baru
saja putus dengan pacarnya sehingga tadi malam melampiaskan dengan makan
tongseng kambing dan kubis di warung dekat kosnya.
X biasa minum jus jeruk untuk menjaga kesehatannya,
serta minum jamu beras kencur di pagi hari dan susu di malam hari. Saat ini X
juga sedang mendapatkan obat dari dokter yaitu :
R/
Amoksisilin 500 X
S3dd1
tab
R/
Alpara X
S3dd1
R/
Deksametason 0,5 X
S3dd
1 tab
Oleh X karena ada obat yang membuat mengantuk menjadikannya sedikit malas minum
obat mengingat perlu bergadang. X tidak
mempunyai riwayat alergi antibiotik. Sebulan yang lalu X pernah mendapatkan
terapi asam mefenamat 500mg 3sdd 1 tab untuk sakit giginya, dan merasakan tidak
nyaman di lambung sehingga menjadi kurang patuh dalam minum obat.
II.
ANALISA KASUS
Subjective
ü
Umur pasien : 20 tahun
ü
perutnya terasa kembung dan terasa penuh
gas
ü
Minum jamu beras kencur di pagi hari,
jus jeruk dan susu di malam hari
ü
Banyak pikiran
ü
Tidak memiliki riwayat alergi Suka makan
ikan asin (4 x seminggu)
Objective
ü Tinggi
160 cm dan Berat badan 45 kg
ü Mendapatkan
Resep :
R/ Amoksisilin 500 X
S3dd 1 tab
R/ Alpara X
S3dd 1 tab
R/ deksametason 0,5 X
S3dd 1 tab
Assessment
Dari data
subyektif dan obyektif yang diperoleh, pasien mengalami perut kembung dan tersa
banyak gas serta flu. Sebelumnya pasien pernah mendapatkan obat dari dokter
yaitu
a.
Amoksisilin 500x
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman
gram positip dan gram negatip yang peka terhadap Amoxicillin, seperti infeksi
pada saluran pernapasan bagian atas, otitis media, bronchitis akut dan kronik,
pneumonia cystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yang tidak
terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak.
KI : Penderita yang hipersensitif terhadap
Penicillin dan turunannya
ES : Pada pasien yang hipersensitif dapat
terjadi reaksi alergi seperti urticaria, ruam kulit, angioedema dan gangguan
saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis. Kemungkinan
reaksi anafilaksi (Anonim, 2011).
b. Alpara X
Berisi paracetamol 125 mg, dekstrometorfan HBr 3,75
mg, CTM 0,5 mg, Phenylpropanolamine HCl 12,5 mg
Indikasi
: Untuk meredakan flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan
bersin-bersin yang disertai batuk.
KI
: peka terhadap obat simtomatik lain misalnya efedrin, pseudoefedrin,
fenilefrin,. Hipertensi berat.
ES
: mengantuk, gangguan GI, gguan psikomotorik, takikardi, aritmia, mulut kering,
palpitasi, retensi urin (Anonim, 2011),
c.
Deksametason 0,5 X
Indikasi
: Imunosupresan/antialergi, gangguan kolagen, reumatik, gangguan dermatologik
dan pernapasan ,anti inflamasi
KI
: tukak lambung dan duodenum,
ES
: Tukak lambung, hipoglikemia, atropi kulit, lemah otot, menstruasi tidak
teratur, sakit kepala (Anonim, 2011).
Dan
pasien tidak pauh terhadap minum obat tersebut karena menyebabkan kantuk
sedangkan pasien perlu begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kantuk yang
dialami pasien adalah efeksamping dari Alpara yang mengandung CTM yang dapat
menyebabkan kantuk.
Dari data subyektif yang diperoleh saat melakukan
wawancara riwayat pengobatan, dapat diketahui pasien juga mengalami perut
kambung dan terasa banyak gas .
Perut kembung dan terasa banyak gas bukan merupakan
suau penyakit, yang menyebabkan kondisi tidak nyaman. Udara bukan satu-satunya
penyebab gejala ini tetapi makanan dan minuman
tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya gas berlebihan sehingga
berakibat perut menjadi kembung, misalnya saja kol, sawi, atau minuman bersoda.
Makanan berlemak lainnya ikut serta dalam gejala ini , dikarenakan lemak
menghambat percernaan dalam perut dan membuat perut terasa kenyang (Anonim,
2012)
Dari wawancara yang dilakukan perut kembung yang
dialami pasien disebabkan karena pasien terlalu banyak mengkonsumsi tongseng
kambing dan kubis malam hari sebelumnya.
Dari
hasil wawancara pula, dketahui bahwa pasien rutin minum jamu beras kencur, jus
jeruk dan susu dimalam harinya untuk menjaga kesehatannya. Diare yang dialami
disebabkan karena makan makanan pedas (sambal ikan teri) dalam jumlah banyak,
akibatnya perut tidak kuat sehingga mengalami diare.
Plan
Dalam kasus ini Asisten Apoteker memberikan pilihan
dalam pengobatan pasien X dimana pasien X yang
mengeluhkan sakit flu dan sudah mendapatkan obat dari dokter, namun
pasien tidak minum obat dari dokter karena obat tersebut menyebabkan ngantuk,
maka AA memberikan pilihan agar pasien mengkonfirmasi untuk mengganti obat
tersebut kepada dokter atau pasien tetap ingin membeli obat bebas terbatas atas
informasi yang nanti akan diberikan asisten apoteker. Obat yang diberikan
dokter yang mempunyai efek mengantuk adalah alpara, dimana alpara mempunyai
kandungan parasetamol, phenylpropanolamine HCl, chlorpheniramine maleat dan
dextromethorphan HBr. Chlorpheniramine maleat merupakan obat untuk alergi yang
mempunyai efek samping mengantuk, mungkin dokter memberikan obat ini dengan
maksud agar pasien dapat istirahat dalam proses pengobatannya, namun pasien
mempunyai kebiasaan bergadang untuk membuat laporan dan belajar untuk ujian.
Dalam hal ini asisten apoteker memberikan pilihan pasien untuk mengkonsumsi
obat bebas terbatas sebagai pengganti alpara yakni sanaflu plus batuk.
Pemilihan obat diberikan karena kandungan dari sanaflu plus batuk ini sama
dengan alpara yakni parasetamol, phenylpropanolamine HCl dan dextromethorphan
HBr, yang membedakan adalah tidak terdapat chlorpheniramine maleat, sehingga
obat ini tidak menyebabkan ngantuk saat setelah dikonsumsi oleh pasien. Dosis
untuk pemakaian adalah 3x sehari 1 kaplet dan diminum setelah makan. Obat lain
yang diberikan dokter yakni amoksisilin dan deksametason tetap dikonsumsi sesuai
dengan resep dokter yakni 3x sehari 1 tablet. Pemberian amoksisilin sebagai
antibiotik mempunyai tujuan adalah
untuk menghapuskan segala kuman meningokokus dari dalam tenggorokan agar tidak
dapat mengakibatkan infeksi lebih lanjut. Kemudian pemberian deksametason
untuk antiinflamasi yang diderita pasien.
Pasien juga mengeluhkan perut kembung dan banyak
gas, pada kasus perut kembung yang dideritanya asisten apoteker tidak
memberikan terapi farmakologi untuk pasien karena alasan pasien sebelumnya
telah mengkonsumsi tongseng kambing dan kubis pada malam harinya. Mungkin
pasien makan terlalu banyak dan sebelumnya jarang makan tongseng kambing dan
kubis maka perutnya terasa kembung dan banyak gas.Konsumsi kobis terlalu banyak
tidak baik karena kubis adalah sifatnya yang dapat menimbulkan gas pada perut,
sehingga menyebabkan kembung.
Asisten apoteker menyarankan kepada pasien agar perutnya diolesi minyak kayu putih untuk menghilangkan rasa kembung dan banyak gas di perutnya. Terapi nonfarmakologi lainnya adalah dapat melakukan hal – hal sebagai berikut :
Asisten apoteker menyarankan kepada pasien agar perutnya diolesi minyak kayu putih untuk menghilangkan rasa kembung dan banyak gas di perutnya. Terapi nonfarmakologi lainnya adalah dapat melakukan hal – hal sebagai berikut :
1.
Minum air putih yang banyak
2.
Olahraga secara teratur.
3.
Mengatur pola makan, Lebih banyak mengkonsumsi buah
serta sayuran serta
mengurangi minum-minuman
dingin
4.
Menghindari stress agar cepat sembuh
Melakukan monitoring pasien dengan tujuan pada
terapi pengobatan ini tidak lain yaitu untuk memaksimalkan efek terapi serta
meminimalkan efek samping obat . Terapi farmakologi dan non farmakologi ini
akan memberi efek lebih optimal dengan adanya faktor kepatuhan dari pasien
dalam menjalankan terapi. Oleh karenanya diharapkan pasien memiliki kesadaran
dalam mengkonsumsi obat yang diberikan, hal ini tentu saja juga memerlukan
perhatian dari keluarga pasien yang setiap saat dapat memantau perkembangan
terapi pada pasien. Parameter pemantauan yang dapat dilakukan adalah
berkurangnya sakit flu yang diderita pasien dan masih merasakan perut kembung
dan terasa banyak gas atau tidak,
serta efek samping obat yang sebelumnya telah yang diberikan yakni sanaflu plus
batuk. Obat sanaflu plus batuk ini mempunyai efek samping gangguan pencernaan, gangguan
psikomotor, takikardia, aritmia, palpitasi, retensi urin, pada penggunaan dosis
besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
Adapun iteraksi obat yang dihindari adalah penggunaan sanaflu bersama MAOI dapat menyebabkan krisis
hipertensi. Kemudian untuk terapi non farmakologi yang di berikan yakni
penggunaan minyak kayu putih ini biasanya tidak menimbulkan efek yang
berbahaya, mungkin bisa mengalami iritasi bila kulit pasien sensitif terhadap
penggunaan minyak kayu putih.
Informasi yang dapat diberikan ke pasien secara
farmakologi yakni untuk meminum obat yang telah diberikan yakni sanaflu plus
batuk, amoksisilin dan deksametason masing-masing 3x sehari setelah makan.
Pasien dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi air putih karena sangat baik untuk
kesehatan, pasien juga dianjurkan untuk mengurangi minum-minuman yang dingin
karena pada pengobatan orang sakit, hal yang utama
adalah kelancaran sirkulasi darah, demikian juga dengan sakit flu, sedangkan
suhu dingin saat meminum es mempengaruhi sirkulasi darah di seputar rongga
mulut , hidung. dan organ lain yang terkait. Pasien juga disarankan untuk
refreshing agar tidak terlalu banyak pikiran yang nantinya dapat menyebabkan
stress, refreshing dapat dilakukan dengan melakukan olahraga secara teratur.
III.
EVALUASI OBAT TERPILIH
1.
Amoksisilin
Indikasi
:
Infeksi yang disebabkan oleh strain
bakteri yang peka infeksi kulit dan jaringan lunak : Staphylococcus bukan
penghasil penisilinase, Streptococcus,S. Pnemoniae. E. Coli, Infeksi saluran
pernafasan : H. Influenza, Streptococcus, S. Pneumoniae, Staphylococcus bukan
penghasil penisilinase, E. Coli, Infeksi saluran genitourinary : E. Coli, P.
Mirabilis dan Streptococcus faecalis. Gonore : N. Gonorrhoe (bukan penghasil
penisilinase).
Kontra Indikasi :
hipersensitivitas,pasien
dengan riwayat alergi terhadap penisilin.
Efek Samping :
Reaksi
kepekaan seperti erythematosus maculopapular, rash, urtikaria, serum sickness.
Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutam terjadi pada
penderita yang hipersensitif pada penisilin. Gangguan saluran pencernaan
seperti mual, muntah, dan diare. Reaksi – reaksi hematologik (biasanya bersifat
reversibel).
Dosis dan Aturan Pakai :
Dewasa
dan anak – anak dengan berat badan > 20kg 250-500 mg tiap 8 jam. Anak – anak
dengan berat badan d” 20 kg : 20-40 mg/kg/BB sehari dalam dosis bagi tiap 8
jam. Untuk penderita dengan gangguan ginjal perlu dilakukan pengurangan dosis.
Pada penderita yag menerima dialisa peritoneal : dosis maksimum yang dianjurkan
500 mg/hari. Gonokokkus uretritis : amoksilin 3 g sebagai dosis tunggal. Anak –
anak dengan berat badan e’8 kg sebaiknya diberikan sediaan sirup kering. Dosis
sebaiknya diberikan setelah makan. Aturan Pakai 3 x sehari 1 tablet.
Mekanisme Kerja :
Mekanisme
kerja amoksisilin sebagai bakterisida, yaitu lewat penghambatan sintesis peptidoglikan
yang merupakan komponen utama pembentuk dinding/membran bakteri, maka data pada
tabel 1 menunjukkan bahwa PT sebagai pengubah permeabilitas/integritas membran
menyebabkan obat segera dapat mencapai tempat aksi dan mempercepat berlangsungnya
reaksi penghambatan sintesis dinding atau membran bakteri sehingga bakteri
tidak dapat tumbuh (sebagai fasilitator penetrasi obat dan inisiator efek daya
hambat).
Interaksi
obat :
·
Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level
darah Amoksisilin.
·
Penggunaan bersamaan Alopurinol dapat menyebabkan
peningkatan terjadinya reaksi pada kulit.
Contoh Produk :
Amoxan (
Caprifarmindo )
Amoxil (
SmithKline Beecham )
Amosine (
Mugi )
2.
Dexamethasone
Indikasi :
Mengatasi
gejala inflamasi akut, penyakit alergi, arthritis rematoid, keadaan darurat
seperti insufiensi adreankortikal primer tau sekunder, edema serebral.
Kontra Indikasi :
Tukak
lambung dan duo denum, anastomosis usus yang baru, herpes simpleks pada mata,
osteoporosis, sindroma cushing, psikotis akut, penderita sensitive.
Efek Samping :
Osteoporosis,
tukak lambung, efek katabolic, efek diabetogenik, efek psikotropik, peningktan
tekanan darah.
Dosis :
Oral
0,5 – 0,9 mghari dibagi dalam 2-4 pemberian, insuflensi adrenal 0,0233 mg/kg
BB. Aturan Pakai 3 x sehari 1 tablet.
Mekanisme Kerja :
Deksamethasone
adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai
perbandingan Deksamethasone 0,75 mg setara dengan obat sbb : 25 mg
cortisone, 25 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Deksamethasone
Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral corticoid dari Cortisone dan
Hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical tidak
berguna.
Interaksi
Obat :
·
Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek
hipoglikemik
·
Phenythoin, phenobarbital, efedrin : meningkatkan
clearance metabolik dari deksametason; menurunkan kadar steroid dalam darah dan
aktifitas fisiologis.
·
Antikoagulansia oral : meningkatkan atau menurunkan
waktu protrombin.
·
Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan resiko
hipokalemia.
·
Glikosida kardiak: meningkatkan reesiko aritmia atau
toksisitas digitalis sekunder terhadap hipokalemia.
·
Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.
·
Imunisasi : menurunkan respon antibodi.
Perhatian :
o Kekurangan
adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi dengan
mengurangi dosis secara bertahap.
o Ada
penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan
cirrhosis.
Contoh Produk :
Danasone
( Dankos )
Dexanel
( Nellco )
Dexicorta
( Zenith )
3.
Sanaflu
Plus
Parasetamol
500 mg, fenilpropanolamin HCI 15 mg, dekstrometorfan HBr 15 mg/kaplet.
Indikasi :
Meringankan
gejala flu disertai batuk.
Kontra Indikasi :
Peka
terhadap obat simpatomimetik, tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat
terapi obat anti depresan tipe penghambat MAO.
Perhatian :
Hati
– hati pada penggunaan pada penderita dengan ggn fungsi hati dan ginjal.
Efek Samping :
Gangguan
pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, palpitasi, retensi urin,
penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
Dosis :
Kaplet
: Dewasa, sehari 3 x 1 kaplet ; anak 6 – 12 th sehari 3 x ½ kaplet.
Contoh Produk :
Flutamol
Plus ( Pyridam )
Fluvit
C ( Rosella )
Mixaflu
( Dankos )
IV.
MONITORING
Pada praktikum kali ini pasien mendapatkan terapi
obat antara lain : Amoksisilin, Alpara, dan Deksametason. Pada hal ini pasien
harus mendapatkan monitoring terapi untuk mengetahi keberhasilan dari
pengobatan yang dilakukan. Pada bab ini monitorinbg yang dilakukan yaitu :
· Kepatuhan
pasien dalam mengkonsumsi obat
· Masih
merasakan perut kembung, terasa banyak gas atau tidak
· Keluhan
pada gigi dan lambung
Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, hal ini
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan yang dilakukan,
walaupun obat yang didapatkan sudah sesuai tetapi apabila pasien tidak patuh
meminum obat tersebut maka pengobtan juga tidak akan berhasil. Dalam hal ini
pasien mengeluhkan sering mengantuk karena obat yang diminumnya dan pasien
tidak dapat menegrjakan tugasnya, sehingga pasien tidak lagi meminum obat
tersebut, pada resep tersebut obat yang menyebabkan mengantuk yaitu Alpara, sehingga
obat diganti dengan obat yang mempunyai kandungan sama tetapi tidak menyebabkan
mengantuk yaitu Sanaflu, agar pasien tetap dapat mengejakan tugasnya.
Masih merasakan perut kembung, terasa banyak gas.
Hal ini perlu di monitoring karena pasien saat datang mengeluhkan perutnya
kembung dan terasa banyak gas. Perut kembung kebanyakan disebabkan karena
banyak udara yang masuk dalam rongga perut, selain itu karena makanan, dalam
hal ini pasien memakan kol dan kol merupakan salah satu makanan penyebab perut
kembung. Monitoring dilakukan dengan meminta pasien tidak makan banyak kol, dan
pada pasien di sarankan untuk mengoleskan minyak angin pada perutnya apabila
perut kembungnya agar dapat teratasi.
Keluhan pada gigi dan lambung, hal ini merupakan
pengobatan yang pernah dilakukan pasien sebelumya. Hal ini perlu dilakukan
monitoring karena ditakutkan obat yang diberikan dapat menyebabkan efek negatif
karena bereaksi terhadap obat yang diberikan.
V.
KOMUNIKASI, INFORMASI,
DAN EDUKASI
Informasi yang perlu diberikan pada mahasiswa
semester IV terkait dengan terapi
pengobatan yang dijalaninya yaitu untuk perut kembung, terasa banyak gas, dan
flu yang dialami oleh mahasiwa semester IV ini, untuk obat penyakit flunya harus
diganti karena obat yang dipakai sebelumnya menyebabkan kantuk yang membuat
pasien tidak taat dalam meminum obat. Hal ini disebabkan karena menurut
wawancara yang dilakukan bahwa mahasiswa pada minggu ini sering mengeluhkan
bergadang untuk membuat laporan dan belajar ujian, serta sering belajar malam
hari karena suasana mendukung. Maka membutuhkan obat yang tidak menyebabkan
kantuk dan untuk kelancaran dalam pembuatan tugas obat flu pasien harus diganti
dengan Sanaflu Plus.
Selain perut kembung, pasien juga menderita sakit
gigi sebulan yang lalu. Pasien mendapat resep asam mefenamat yang mempunyai
aturan pakai 3x sehari 1 tablet, tapi merasakan tidak nyaman dilambung sehingga
menjadi kurang patuh dalam minum obat. Untuk kelancaran dalam mengerjakan
tugasnya maka obat ini dihentikan pemakaiannya. Karena apabila diteruskan akan
mengganggu aktifitas dalam mengerjakan laporan dan belajar untuk ujian.
Mahasiswa ini mempunyai kebiasaan minum jus jeruk,
untuk menjaga kesehatannya, serta minum jamu beras kencur dipagi hari dan susu
di malam hari. Sebab, walaupun termasuk obat herbal namun apabila terlalu
sering mengkonsumsinya, maka juga tidak baik untuk ginjal. Jadi untuk jamu
beras kencurnya disarankan untuk tidak meminum terlalu sering dan untuk susu
disarankan untuk di minum 2 jam setelah meminum obat. Terapi non farmakologi
untuk perut kembung yang dialami pasien ini yaitu untuk tidak mengkonsumsi
daging kambing dan kubis yang terlalu banyak, untuk menghindari terjadinya
kembung kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar