Kamis, 14 Juni 2012

wawancara riwayat pengobatan


I.          DESKRIPSI KASUS
Anda sebagai lulusan UNS dituntut dapat mengembangkan apotek. Anda menerapkan perlunya membuat lembar riwayat pengobatan pasien.
X seorang mahasiswi semester IV sebuah PTN, umur 20 tahun, tinggi 160 cm dan BB 45 kg datng ke apotek Anda pagi ini. X ingin membeli obat untuk perut kembung, terasa banyak gas, dan obat flu yang tidah menyebabkan kantuk. X mengeluhkan minggu ini sering begadang untuk membuat laporan dan belajar ujian. X memang sering belajar di malam hari karena suasana kos mendukung walaupun menjadi kurang istirahat. X kurang akrab dengan teman-teman di lingkungan kosnya. X juga sedang banyak pikiran dan galau, baru saja putus dengan pacarnya sehingga tadi malam melampiaskan dengan makan tongseng kambing dan kubis di warung dekat kosnya.
X biasa minum jus jeruk untuk menjaga kesehatannya, serta minum jamu beras kencur di pagi hari dan susu di malam hari. Saat ini X juga sedang mendapatkan obat dari dokter yaitu :
R/ Amoksisilin 500 X
S3dd1 tab
R/ Alpara X
S3dd1
R/ Deksametason 0,5 X
S3dd 1 tab
Oleh X karena ada obat yang membuat  mengantuk menjadikannya sedikit malas minum obat mengingat perlu bergadang.  X tidak mempunyai riwayat alergi antibiotik. Sebulan yang lalu X pernah mendapatkan terapi asam mefenamat 500mg 3sdd 1 tab untuk sakit giginya, dan merasakan tidak nyaman di lambung sehingga menjadi kurang patuh dalam minum obat.

II.          ANALISA KASUS
Subjective
ü         Umur pasien : 20 tahun
ü         perutnya terasa kembung dan terasa penuh gas
ü         Minum jamu beras kencur di pagi hari, jus jeruk dan susu di malam hari
ü         Banyak pikiran
ü         Tidak memiliki riwayat alergi Suka makan ikan asin (4 x seminggu)
Objective
ü Tinggi 160 cm dan Berat badan 45 kg
ü Mendapatkan Resep :
R/ Amoksisilin 500 X
S3dd 1 tab
R/ Alpara X
S3dd 1 tab
R/ deksametason 0,5 X
S3dd 1 tab

Assessment
Dari data subyektif dan obyektif yang diperoleh, pasien mengalami perut kembung dan tersa banyak gas serta flu. Sebelumnya pasien pernah mendapatkan obat dari dokter yaitu
a.                          Amoksisilin 500x
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positip dan gram negatip yang peka terhadap Amoxicillin, seperti infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, otitis media, bronchitis akut dan kronik, pneumonia cystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yang tidak terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak.
KI : Penderita yang hipersensitif terhadap Penicillin dan turunannya
ES : Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urticaria, ruam kulit, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis. Kemungkinan reaksi anafilaksi (Anonim, 2011).
b.    Alpara  X
Berisi paracetamol 125 mg, dekstrometorfan HBr 3,75 mg, CTM 0,5 mg, Phenylpropanolamine HCl 12,5 mg
Indikasi : Untuk meredakan flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk.
KI : peka terhadap obat simtomatik lain misalnya efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin,. Hipertensi berat.
ES : mengantuk, gangguan GI, gguan psikomotorik, takikardi, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin (Anonim, 2011),
c.                          Deksametason 0,5 X
Indikasi : Imunosupresan/antialergi, gangguan kolagen, reumatik, gangguan dermatologik dan pernapasan ,anti  inflamasi
KI : tukak lambung dan duodenum,
ES : Tukak lambung, hipoglikemia, atropi kulit, lemah otot, menstruasi tidak teratur, sakit kepala  (Anonim, 2011).
Dan pasien tidak pauh terhadap minum obat tersebut karena menyebabkan kantuk sedangkan pasien perlu begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kantuk yang dialami pasien adalah efeksamping dari Alpara yang mengandung CTM yang dapat menyebabkan kantuk.
Dari data subyektif yang diperoleh saat melakukan wawancara riwayat pengobatan, dapat diketahui pasien juga mengalami perut kambung dan terasa banyak gas .
Perut kembung dan terasa banyak gas bukan merupakan suau penyakit, yang menyebabkan kondisi tidak nyaman. Udara bukan satu-satunya penyebab gejala ini tetapi makanan dan minuman  tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya gas berlebihan sehingga berakibat perut menjadi kembung, misalnya saja kol, sawi, atau minuman bersoda. Makanan berlemak lainnya ikut serta dalam gejala ini , dikarenakan lemak menghambat percernaan dalam perut dan membuat perut terasa kenyang (Anonim, 2012)
Dari wawancara yang dilakukan perut kembung yang dialami pasien disebabkan karena pasien terlalu banyak mengkonsumsi tongseng kambing dan kubis malam hari sebelumnya. 
Dari hasil wawancara pula, dketahui bahwa pasien rutin minum jamu beras kencur, jus jeruk dan susu dimalam harinya untuk menjaga kesehatannya. Diare yang dialami disebabkan karena makan makanan pedas (sambal ikan teri) dalam jumlah banyak, akibatnya perut tidak kuat sehingga mengalami diare.

Plan
Dalam kasus ini Asisten Apoteker memberikan pilihan dalam pengobatan pasien X dimana pasien X yang  mengeluhkan sakit flu dan sudah mendapatkan obat dari dokter, namun pasien tidak minum obat dari dokter karena obat tersebut menyebabkan ngantuk, maka AA memberikan pilihan agar pasien mengkonfirmasi untuk mengganti obat tersebut kepada dokter atau pasien tetap ingin membeli obat bebas terbatas atas informasi yang nanti akan diberikan asisten apoteker. Obat yang diberikan dokter yang mempunyai efek mengantuk adalah alpara, dimana alpara mempunyai kandungan parasetamol, phenylpropanolamine HCl, chlorpheniramine maleat dan dextromethorphan HBr. Chlorpheniramine maleat merupakan obat untuk alergi yang mempunyai efek samping mengantuk, mungkin dokter memberikan obat ini dengan maksud agar pasien dapat istirahat dalam proses pengobatannya, namun pasien mempunyai kebiasaan bergadang untuk membuat laporan dan belajar untuk ujian. Dalam hal ini asisten apoteker memberikan pilihan pasien untuk mengkonsumsi obat bebas terbatas sebagai pengganti alpara yakni sanaflu plus batuk. Pemilihan obat diberikan karena kandungan dari sanaflu plus batuk ini sama dengan alpara yakni parasetamol, phenylpropanolamine HCl dan dextromethorphan HBr, yang membedakan adalah tidak terdapat chlorpheniramine maleat, sehingga obat ini tidak menyebabkan ngantuk saat setelah dikonsumsi oleh pasien. Dosis untuk pemakaian adalah 3x sehari 1 kaplet dan diminum setelah makan. Obat lain yang diberikan dokter yakni amoksisilin dan deksametason tetap dikonsumsi sesuai dengan resep dokter yakni 3x sehari 1 tablet. Pemberian amoksisilin sebagai antibiotik mempunyai tujuan adalah untuk menghapuskan segala kuman meningokokus dari dalam tenggorokan agar tidak dapat mengakibatkan infeksi lebih lanjut. Kemudian pemberian deksametason untuk antiinflamasi yang diderita pasien.
Pasien juga mengeluhkan perut kembung dan banyak gas, pada kasus perut kembung yang dideritanya asisten apoteker tidak memberikan terapi farmakologi untuk pasien karena alasan pasien sebelumnya telah mengkonsumsi tongseng kambing dan kubis pada malam harinya. Mungkin pasien makan terlalu banyak dan sebelumnya jarang makan tongseng kambing dan kubis maka perutnya terasa kembung dan banyak gas.Konsumsi kobis terlalu banyak tidak baik karena kubis adalah sifatnya yang dapat menimbulkan gas pada perut, sehingga menyebabkan kembung.
 Asisten apoteker menyarankan kepada pasien agar perutnya diolesi minyak kayu putih untuk menghilangkan rasa kembung dan banyak  gas di perutnya. Terapi nonfarmakologi lainnya adalah dapat melakukan hal – hal sebagai berikut :
1.    Minum air putih yang banyak
2.    Olahraga secara teratur.
3.    Mengatur pola makan, Lebih banyak mengkonsumsi buah serta sayuran serta mengurangi minum-minuman dingin
4.    Menghindari stress agar cepat sembuh
Melakukan monitoring pasien dengan tujuan pada terapi pengobatan ini tidak lain yaitu untuk memaksimalkan efek terapi serta meminimalkan efek samping obat . Terapi farmakologi dan non farmakologi ini akan memberi efek lebih optimal dengan adanya faktor kepatuhan dari pasien dalam menjalankan terapi. Oleh karenanya diharapkan pasien memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi obat yang diberikan, hal ini tentu saja juga memerlukan perhatian dari keluarga pasien yang setiap saat dapat memantau perkembangan terapi pada pasien. Parameter pemantauan yang dapat dilakukan adalah berkurangnya sakit flu yang diderita pasien dan masih merasakan perut kembung dan terasa banyak gas atau tidak, serta efek samping obat yang sebelumnya telah yang diberikan yakni sanaflu plus batuk. Obat sanaflu plus batuk ini mempunyai efek samping gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, palpitasi, retensi urin, pada penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati. Adapun iteraksi obat yang dihindari adalah penggunaan sanaflu  bersama MAOI dapat menyebabkan krisis hipertensi. Kemudian untuk terapi non farmakologi yang di berikan yakni penggunaan minyak kayu putih ini biasanya tidak menimbulkan efek yang berbahaya, mungkin bisa mengalami iritasi bila kulit pasien sensitif terhadap penggunaan minyak kayu putih.
Informasi yang dapat diberikan ke pasien secara farmakologi yakni untuk meminum obat yang telah diberikan yakni sanaflu plus batuk, amoksisilin dan deksametason masing-masing 3x sehari setelah makan. Pasien dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi air putih karena sangat baik untuk kesehatan, pasien juga dianjurkan untuk mengurangi minum-minuman yang dingin karena pada pengobatan orang sakit, hal yang utama adalah kelancaran sirkulasi darah, demikian juga dengan sakit flu, sedangkan suhu dingin saat meminum es mempengaruhi sirkulasi darah di seputar rongga mulut , hidung. dan organ lain yang terkait. Pasien juga disarankan untuk refreshing agar tidak terlalu banyak pikiran yang nantinya dapat menyebabkan stress, refreshing dapat dilakukan dengan melakukan olahraga secara teratur.

III.          EVALUASI OBAT TERPILIH
1.    Amoksisilin
Indikasi :
Infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri yang peka infeksi kulit dan jaringan lunak : Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, Streptococcus,S. Pnemoniae. E. Coli, Infeksi saluran pernafasan : H. Influenza, Streptococcus, S. Pneumoniae, Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, E. Coli, Infeksi saluran genitourinary : E. Coli, P. Mirabilis dan Streptococcus faecalis. Gonore : N. Gonorrhoe (bukan penghasil penisilinase).
Kontra Indikasi :
 hipersensitivitas,pasien dengan riwayat alergi terhadap penisilin.
Efek  Samping :
Reaksi kepekaan seperti erythematosus maculopapular, rash, urtikaria, serum sickness. Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutam terjadi pada penderita yang hipersensitif pada penisilin. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare. Reaksi – reaksi hematologik (biasanya bersifat reversibel).

Dosis dan Aturan Pakai :
Dewasa dan anak – anak dengan berat badan > 20kg 250-500 mg tiap 8 jam. Anak – anak dengan berat badan d” 20 kg : 20-40 mg/kg/BB sehari dalam dosis bagi tiap 8 jam. Untuk penderita dengan gangguan ginjal perlu dilakukan pengurangan dosis. Pada penderita yag menerima dialisa peritoneal : dosis maksimum yang dianjurkan 500 mg/hari. Gonokokkus uretritis : amoksilin 3 g sebagai dosis tunggal. Anak – anak dengan berat badan e’8 kg sebaiknya diberikan sediaan sirup kering. Dosis sebaiknya diberikan setelah makan. Aturan Pakai 3 x sehari 1 tablet.
Mekanisme Kerja :
Mekanisme kerja amoksisilin sebagai bakteri­sida, yaitu lewat penghambatan sintesis pepti­do­glikan yang merupakan komponen utama pembentuk dinding/membran bakteri, maka data pada tabel 1 menunjukkan bahwa PT sebagai pengubah permeabilitas/integritas membran menyebabkan obat segera dapat mencapai tempat aksi dan mempercepat berlangsungnya reaksi penghambatan sintesis dinding atau membran bakteri sehingga bakteri tidak dapat tumbuh (sebagai fasilitator penetrasi obat dan inisiator efek daya hambat).
Interaksi obat :
·      Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level darah Amoksisilin. 
·      Penggunaan bersamaan Alopurinol dapat menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi pada kulit.
Contoh Produk :
Amoxan ( Caprifarmindo )
Amoxil ( SmithKline Beecham )
Amosine ( Mugi )





2.    Dexamethasone
Indikasi :
Mengatasi gejala inflamasi akut, penyakit alergi, arthritis rematoid, keadaan darurat seperti insufiensi adreankortikal primer tau sekunder, edema serebral.
Kontra Indikasi :
Tukak lambung dan duo denum, anastomosis usus yang baru, herpes simpleks pada mata, osteoporosis, sindroma cushing, psikotis akut, penderita sensitive.
Efek Samping :
Osteoporosis, tukak lambung, efek katabolic, efek diabetogenik, efek psikotropik, peningktan tekanan darah.
Dosis :
Oral 0,5 – 0,9 mghari dibagi dalam 2-4 pemberian, insuflensi adrenal 0,0233 mg/kg BB. Aturan Pakai 3 x sehari 1 tablet.
Mekanisme Kerja :
Deksamethasone adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan  Deksamethasone 0,75 mg setara dengan obat sbb : 25 mg cortisone, 25 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Deksamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral corticoid dari Cortisone dan Hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical tidak berguna. 
Interaksi Obat :
·      Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik
·      Phenythoin, phenobarbital, efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari deksametason; menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.
·      Antikoagulansia oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
·      Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan resiko hipokalemia.
·      Glikosida kardiak: meningkatkan reesiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder terhadap hipokalemia.
·      Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.
·      Imunisasi : menurunkan respon antibodi.
Perhatian :
o  Kekurangan adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
o  Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan cirrhosis.
Contoh Produk :
Danasone ( Dankos )
Dexanel ( Nellco )
Dexicorta ( Zenith )

3.    Sanaflu Plus
Parasetamol 500 mg, fenilpropanolamin HCI 15 mg, dekstrometorfan HBr 15 mg/kaplet.
Indikasi :
Meringankan gejala flu disertai batuk.
Kontra Indikasi :
Peka terhadap obat simpatomimetik, tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat anti depresan tipe penghambat MAO.
Perhatian :
Hati – hati pada penggunaan pada penderita dengan ggn fungsi hati dan ginjal.
Efek Samping :
Gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, palpitasi, retensi urin, penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
Dosis :
Kaplet : Dewasa, sehari 3 x 1 kaplet ; anak 6 – 12 th sehari 3 x ½ kaplet.

Contoh Produk :
Flutamol Plus ( Pyridam )
Fluvit C ( Rosella )
Mixaflu ( Dankos )

IV.          MONITORING
Pada praktikum kali ini pasien mendapatkan terapi obat antara lain : Amoksisilin, Alpara, dan Deksametason. Pada hal ini pasien harus mendapatkan monitoring terapi untuk mengetahi keberhasilan dari pengobatan yang dilakukan. Pada bab ini monitorinbg yang dilakukan yaitu :
·       Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat
·       Masih merasakan perut kembung, terasa banyak gas atau tidak
·       Keluhan pada gigi dan lambung
Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, hal ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan yang dilakukan, walaupun obat yang didapatkan sudah sesuai tetapi apabila pasien tidak patuh meminum obat tersebut maka pengobtan juga tidak akan berhasil. Dalam hal ini pasien mengeluhkan sering mengantuk karena obat yang diminumnya dan pasien tidak dapat menegrjakan tugasnya, sehingga pasien tidak lagi meminum obat tersebut, pada resep tersebut obat yang menyebabkan mengantuk yaitu Alpara, sehingga obat diganti dengan obat yang mempunyai kandungan sama tetapi tidak menyebabkan mengantuk yaitu Sanaflu, agar pasien tetap dapat mengejakan tugasnya.
Masih merasakan perut kembung, terasa banyak gas. Hal ini perlu di monitoring karena pasien saat datang mengeluhkan perutnya kembung dan terasa banyak gas. Perut kembung kebanyakan disebabkan karena banyak udara yang masuk dalam rongga perut, selain itu karena makanan, dalam hal ini pasien memakan kol dan kol merupakan salah satu makanan penyebab perut kembung. Monitoring dilakukan dengan meminta pasien tidak makan banyak kol, dan pada pasien di sarankan untuk mengoleskan minyak angin pada perutnya apabila perut kembungnya agar dapat teratasi.
Keluhan pada gigi dan lambung, hal ini merupakan pengobatan yang pernah dilakukan pasien sebelumya. Hal ini perlu dilakukan monitoring karena ditakutkan obat yang diberikan dapat menyebabkan efek negatif karena bereaksi terhadap obat yang diberikan.

V.          KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
Informasi yang perlu diberikan pada mahasiswa semester IV  terkait dengan terapi pengobatan yang dijalaninya yaitu untuk perut kembung, terasa banyak gas, dan flu yang dialami oleh mahasiwa semester IV ini, untuk obat penyakit flunya harus diganti karena obat yang dipakai sebelumnya menyebabkan kantuk yang membuat pasien tidak taat dalam meminum obat. Hal ini disebabkan karena menurut wawancara yang dilakukan bahwa mahasiswa pada minggu ini sering mengeluhkan bergadang untuk membuat laporan dan belajar ujian, serta sering belajar malam hari karena suasana mendukung. Maka membutuhkan obat yang tidak menyebabkan kantuk dan untuk kelancaran dalam pembuatan tugas obat flu pasien harus diganti dengan Sanaflu Plus.
Selain perut kembung, pasien juga menderita sakit gigi sebulan yang lalu. Pasien mendapat resep asam mefenamat yang mempunyai aturan pakai 3x sehari 1 tablet, tapi merasakan tidak nyaman dilambung sehingga menjadi kurang patuh dalam minum obat. Untuk kelancaran dalam mengerjakan tugasnya maka obat ini dihentikan pemakaiannya. Karena apabila diteruskan akan mengganggu aktifitas dalam mengerjakan laporan dan belajar untuk ujian.
Mahasiswa ini mempunyai kebiasaan minum jus jeruk, untuk menjaga kesehatannya, serta minum jamu beras kencur dipagi hari dan susu di malam hari. Sebab, walaupun termasuk obat herbal namun apabila terlalu sering mengkonsumsinya, maka juga tidak baik untuk ginjal. Jadi untuk jamu beras kencurnya disarankan untuk tidak meminum terlalu sering dan untuk susu disarankan untuk di minum 2 jam setelah meminum obat. Terapi non farmakologi untuk perut kembung yang dialami pasien ini yaitu untuk tidak mengkonsumsi daging kambing dan kubis yang terlalu banyak, untuk menghindari terjadinya kembung kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar